Awalnya penasaran sama cerita orang tentang Sawarna. Dan sempat diajak teman untuk ke Sawarna, katanya keren. Tapi waktu itu saya lebih ngebet ke Bromo. Alhasil, Sawarna "dicuekin" dulu. Dan pas lagi iseng searching di Google tentang Sawarna. Kesan pertama adalah WAJIB kesana. Ngeliat peta dan googling cerita orang-orang yang pernah kesana, bagaimana dengan transportasinya. Ternyata agak sulit. Akhirnya sebelum memutuskan membawa rombongan buat ke Sawarana, saya pun pergi sendiri kesana. Naik motor. Haaa, pengalaman pertama kali naik motor sejauh kurang lebih 200km.

Setelah memantapkan hati selama semalam, untuk nekat ke Sawarna, naik motor, sendirian pula. Berharap Tuhan selalu melindungi perjalanan saya. Akhirnya dengan persiapan yang seadanya, hari Sabtu pagi saya berangkat. Ditemani si merah, belalang tempur saya pun melaju. Yess, Sawarna I'm Coming.
Berbekal peta yang hanya berupa tulisan tangan, hasil 'berburu' di blog. Beberapa tempat yang harus saya lalui jika saya menggunakan motor. Cukup membuat saya ciut juga. Ada dua jalur yang bisa kita tempuh disini. Bisa lewat Rangkasbitung atau Pelabuhan Ratu. Kondisi jalan, sama rusaknya di kedua jalur ini, tahun 2013. Mungkin Sang Gubernur lupa kalau Sawarna masih daerahnya. Padahal kalau digarap dengan sungguh-sungguh, minimal memperbaiki jalan yang menghubungkan Rangkasbitung - Sawarna, yakin deh, ini daerah ini semakin rame. Ok, balik lagi ke jalur. Ini jalur yang harus Anda tempuh kalau ke Sawarna, dari Jakarta melalui Rangkasbitung :
Daan Mogot - Tangerang Kota - Cimone - Cikupa - Balaraja - Cikande - Rangkasbitung, sampai daerah ini, jalanan masih terbilang mulus. Dari
Rangkasbitung - terminal mandala (Rangkas) - Cileles, nah petualangan dimulai, jalannya mulai rusak, terkadang mulus terkadang luar biasa rusaknya. Jadi begitu dapat jalan mulus, saya langsung tancap gas... tapi jadi panik ketika tiba-tiba jalannya "hilang" alias yang muncul batu-batu yang tajam. Dari
Cileles - Warung Gunung - Gunung Kencana - Malingping, Nah kalau sudah sampai Malingping bolehlah bernafas sedikit lega, karena kita sudah menempuh setengah perjalanan. Dari Malingping - Bayah, di Bayah jika anda berjalan siang hari, akan dimanjakan dengan pemandangan yang cukup keren, silahkan menengok kesebelah kanan Anda, dan pantai-pantai cakep siap 'menghibur' perjalanan anda. Dari Bayah, Anda akan ketemu pertigaan, silahkan ambil jalur yang menuju Pelabuhan Ratu. Nanti Anda akan menjumpai sebuah gapura kecil, bertuliskan, SELAMAT DATANG DI DESA SAWARNA. Haaa..., akhirnya. Tapi ternyata itu belum sampai ke tujuan yang sebenarnya. Masih harus ngelewati satu bukit dan satu hutan lagi, benar-benar perjalanan tak berujung.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan 7jam, akhirnya saya sampai dipantai-pantai sepanjang Desa Sawarna. Keren....gak sia-sia menempuh perjalanan sepanjang hari. Motor saya langsung mengarah ke Pantai Tanjung layar. Maka anda melihat pemandangan seperti ini :
Ciri khas ombak pantai selatan, keras dan besar ditambah angin yang juga tak kalah kencangnya Jadi terlihat begitu indah, 'seksi' dan eksotik, saat ombak bertabrakan dengan karang-karang ini. Karang ini menjadi 'pagar' untuk melindungi pantai dari terjangan ombak yang besar.
Harus menunggu untuk mendapatkan ombak yang agak-agak gila besarnya. seperti gambar disebelah ini
Terkadang jika ombak sudah terpecah oleh batu karang ini, air akan terlihat seperti air terjun.
Tidak akan bosan berada disana. Apalagi para pemburu foto, dengan setia menunggu momen keren atraksi si ombak.

Kalau dilihat dari kejauhan kita bisa melihat ombak ini berjalan melintasi 'pagar' karang, yang membentang cukup panjang. Seperti foto di bawah dan disamping ini. Saya yakin, mulut anda tak akan henti-henti berdecak kagum dengan salah satu 'kemegahan' ciptaan Tuhan yang satu ini. Orang bilang, Tuhan menjatuhnya setitik surga di bumi ini, dengan harapan, setiap manusia bisa mensyukuri apa yang dia lihat, dan dia rasakan. Tak perlu seorang model untuk foto-foto disini. Mereka ini sudah menjadi 'model' yang profesional, yang sanggup membuat orang penasaran. Penasaran dan setia menunggu setiap kejadian yang ditimbulkan oleh si ombak yang berkolaborasi dengan karang, sehingga menghasilkan sesuatu yang sangat fantastik
Sebenarnya ada yang lebih ditunggu oeleh para wisatawan disini, salah satunya adalah sunset. Yess... para pemburu sunset akan menunggu moment ini. Pada saat saya kemari untuk yang pertama kali, cuaca cukup cerah, hanya saja saya tidak berani menunggu sampai sunset, karena saat itu saya belum mendapat penginanapan, khawatir kemalaman dijalan, maklum belum begitu paham kondisi di di Sawarna. Akhirnya, saya memutuskan untuk balik.

Dan perlu menunggu waktu lama, karena sebagai salah satu pemburu sunset, toh akhirnya saya kembali lagi ke pantai Tanjung Layar, dan menunggu sang surya kembali ke peraduannya. Hampir saja kurang beruntung karena sore itu langit mendung disebelah barat. Saya yakin para pemburu sunset di pantai Tanjung Layar sudah memanjatkan doa, agar sang awan sedikit bergeser, sehingga kita masih bisa melihat bola api jingga itu meredup, dan akhirnya menghilang diujung garis cakrawala. Meski berawan, saya masih sempat mengabadikan apa yang terjadi sore itu.
Selain di pantai Tanjung Layar, sunset juga dapat dilihat di salah satu pantai di desa Sawarna juga. Cuma saya lupa nama pantainya, karena begitu semangatnya ketika menemukan penginapan tepat
dipinggir pantai, hanya pantai ini lebih landai, karena merupakan pantai tempat nelayan mencari ikan. Karena banyak perahu-perahu yang tertambat dipinggirnya.


Nah, itu sebagian cerita dari Sawarna. Masih ada beberapa lokasi yang harus anda kunjungi disini, masih seputaran pantai dan batu karangnya. Salah satunya adalah pantai Karang Teraja. Saya mengunjungi pantai ini pagi-pagi sekali, bermaksud ngelihat sunrise. Tapi karena jalan yang ditempuh, lumayan jauh, berjalan kaki, jadi agak siang sampai sananya. Hawa segar, sejuk dan beraroma garam tercium saat kami sampai di pantai yang menawarakan sebuah keindahan yang tidak biasanya. Air belum pasang, jadi kami masih leluasa bermain-main disekitar pinggiran pantai yang dipenuhi karang dan selalu diterjang ombak besar bertubi-tubi. Masih banyak objek wisata yang bisa dikunjungi disini, hanya saja kalau diceritakan semuanya, pastinya menjadi tidak seru. Alangkah baiknya, Anda mulai berpetualang sendiri, dengan bekal sedikit ulasan dari saya ini. Yang jelas, perjalanan panjang yang anda tempuh sekian jam, akan terbayar dengan 'sempurna'. Gak ada perjalanan yang penuh dengan perjuangan itu sia-sia diujungnya.

Maka, setidaknya sepulang dari Sawarna, mungkin kita bisa bersikap sedikit bijak mengenai kehidupan ini, tentang kekhawatiran, ketakutan atau apalah. Perjalanan yang ditempuh dari Jakarta menuju Sawarna tidak sebentar, bagi yang baru pertama kali menuju Sawarna pastilah bosan, dan bertanya kapan sampainya, perjalanannya tidak menyenangkan, jalanan rusak, berliku-liku. Sama, seperti kita memaknai tujuan hidup kita. Semua yang kita hadapi, tidak melulu enak, saat kita ingin menggapai cita-cita, tujuan hidup atau apalah itu kita

pasti akan mengalami rintangan dan hambatan. Tapi apa buah dari itu semua, keteguhan kita saat menghadapi perjalanan yang tidak pernah mulus, melewati tebing, berliku dan berkelok. Sehingga nanti Kita akan bertemu pada suatu titik, dimana kamu sendiri tidak mampu mendefiinisikan itu apa. Adalah lebih dari sekedar sebuah keindahan. So, nikmati setiap 'perjalanan' hidup Anda. Sampai ketemu di Ujung Pelangi yang berbeda
Komentar
Posting Komentar