[Enjoy Jakarta] Bermain Diujung Pelangi (Pulau Tidung)

Sekian lama tinggal di Jakarta, akhirnya berkesempatan menuju salah satu dari gugusan Kepulauan Seribu. Pulau Tidung, mungkin saya adalah orang yang kesekian ribu yang mengunjungi pulau yang terkenal dengan jembatan cintanya. 

Perjalanan dimulai dari sini, paling gampang mengakses Pulau Tidung dengan cara murah meriah itu melalui Muara Kamal, disini kita akan bertemu dengan berbagai perahu yang akan mengantar kita ke gugusan pulau seribu. Bukan perahu bagus, tapi lumayanlah, namanya juga murah meriah, eits jangan liat mbaknya yang lagi khusyuk, lihat kapal dibelakangnya :)

Kondisi dalam kapal/perahu kebanyakan seperti inilah, banyak jendela.


Meski kondisi kapal yang seperti ini, jangan khawatir, semuanya terbayar setelah anda mendaratkan kaki anda di Pulau Tidung. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 3 jam, sepanjang perjalanan kita akan menjumpai beberapa pulau baik yang berpenghuni atau tidak berpenghuni. Yang paling gampang dikenali adalah pulau kayangan atau pulau kelor, seperti ini penampakannya dan gampang dikenali, pulau dengan satu bangunan sisa reruntuhan benteng. Selain itu ada juga Pulau Cipir, dan Pulau Onrust
 Ketiga Pulau ini lebih sering dijadikan wisata sejarah karena memiliki sisa-sisa reruntuhan bangunan sejak jaman penjajahan Belanda dulu. Dan seiring dengan perkembangan jaman, selain wisata sejarah pulau-pulau ini juga sering dipergunakan untuk foto prewedding, karena lokasinya yang sunyi plus dengan spot-spot yang cakep. Ada yang berniat foto prewed disini...Call me, *lho

Setelah kurang lebih tiga jam mengarungi lautan, coba liat sekitar anda, apa ada yang sudah mabok laut? Karena terkadang faktor tidak terbiasa naik kapal yang ala kadarnya plus angin laut yang cukup kencang dan kadang ombak yang besar bisa membuat kita 'mengurangi' isi perut. Jadi siapkan minyak angin, obat anti mabok dan sejenisnya.



Nanti kita disambut sama gapura ini, perhatikan tulisannya. Apakah anda sudah benar mendarat di Pulau Tidung, jangan lihat modelnya. Disarankan untuk booking penginapan sebelum, anda menuju Pulau ini, karena biasanya pulau ini cukup ramai dikunjungi apalagi saat weekend. Akan berisi oleh orang-oraang Jakarta yang jenuh dengan macet dan rutinitas sehari-hari yang membosankan. Jarang sekali saya melihat wisatawan asing berada di pulau ini, dan ini bisa jadi sebagai PR untuk dinas pariwisata Jakarta bagaimana menggaet turis-turis asing untuk berkunjung ke pulau ini.
Biasanya demi mempersingkat waktu kita langsung bersiap-siap untuk melakukan tradisi berkunjung ke pulau ini, snorkling. Bisa saja diving, tapi bisanya membutuhkan beberapa hal yang sifatnya mungkin kurang praktis, terlebih bagi orang awam yang belum pernah melakukan diving. Snorkling cukuplah. Disini kita akan menggunakan perahu yang lebih kecil, dengan kapasitas penumpang 15-20 orang. Yang sudah dilengkapi dengan peralatan untuk snorkling, sepatu katak, kacamata renang, dan buat yang gak bisa berenang tenang saja, sudah disiapkan yang namanya pelampung.
Ada beberapa pulau yang dituju untuk melakukan snorkling ini, saya agak-agak lupa namanya. Karena perbedaan jenis terumbu karangnya. Konon katanya bagus, maklum belum pernah snorkling, cuma jadi juru photo dari atas perahu. He.... Dan tanpa ragu lagi teman-teman yang serombongan dengan saya pun nyemplung ke laut.
Gak peduli panasnya matahari pukul 12 siang, yang penting judulnya nyebur ke laut. Sebenarnya ada bagian paling menarik di Pulau ini, menunggu sunset dari pulau tidung kecil. O,ya, Pulau Tidung ini terbagi jadi dua Tidung Besar, yang merupakan tempat penginapan, dna Tidung Kecil yang dihubungkan dengan sebuah jembatan, orang bilangnya jembatan Cinta. Entah bagaimana sejarahnya bisa bernama  Jembatan Cinta. Kalau kita berperahu melalui sebelah timur pulau Tidung Besar kita akan melihat Jembatan Cinta yang lumayan panjang.

 Jika kita ingin melihat sunset, cobalah berjalan menuju Pulau Tidung Kecil, jika beruntung dan kondisi tidak berawan, kita bisa melihat sunset yang cakep banget, plus orang-orang yang sedang bermain banana boat.

Dari sekian banyak kegatan  yang bisa dilakukan di Pulau Tidung, entah kenapa saya paling senang menunggu matahari terbenam, dari Pulau Tidung Kecil ini, sepi, tidak ada yang 'grasak-grusuk', kalau samapi itu terjadi, paling dicemplungi ke laut. Ada sebuah jembatan kecil sebagai penghubung dari pulau tidung kecil ke tempat yang lebih terlihat seperti penginapan atau cottage, tapi tampaknya tidak terurus dan tidak ada yang menginap disana. Waiting for sunset,  tanpa tedeng aling-aling, si matahari dengan begitu bersahaja bersedia berganti keindahan dengan bintang dan bulan.


Baru beberapa pulau yang saya kunjungi di gugusan Kepulauan seribu ini. Berharap masih ada waktu dan kesempatan untuk mengunjungi pulau-pulau lainnya yang pastinya memiliki keindahan dan panorama alam yang berbeda-beda. Akhirnya sang setengah petualang kembali ke Jakarta untuk berjumpa dengan kemacetan dan segala rutinitas yang itu-itu saja. Menggunakan perahu yang kurang lebih sama, kali ini, berhubung penumpangnya cukup banyak, dan saya adalah orang yang tidak suka berada ditempat keramaian yang berdesak-desakan, saya lebih memilih naik ke atas kap kapal, dan menjadi ikan asin yang gemar menantang sang matahari pukul 2 siang. Sampai teman pun sempat mengabadikan moment ini.
Sampai ketemu di pulau-pulau berikutnya. 


Top people

 · View all



The official source for you to get the latest updates of Jakarta Tourism & Culture. Enjoy Jakarta!





Komentar

  1. keren reviewnya :)
    semoga menang ya ^_^
    mari lihat artikel saya :
    http://andre-freelife.blogspot.com/2013/07/komodo.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminn..., makasih Mas doanya dan sudah mau mampir ke blog ini :)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAHWA HIDUP ADALAH ....

ARIAH , Ketika Mimpiku Diwujudkan